Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 03:56:43【Sehat】422 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(5186)
Sebelumnya: Gula pasir bukan satu
Selanjutnya: Kondisi cuaca di Jakarta masih normal
Artikel Terkait
- China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional
- Menhan pastikan pembangunan Yonif Teritorial TP 821 berjalan baik
- Polri tindak pengguna vape etomidate meski bukan narkotika
- Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
- Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas
- Akademisi Kesehatan: Anak dan lansia rentan sakit saat pancaroba
- BGN gelar bimtek penjamah makanan program MBG di Bekasi
- Produk biji
- 8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat
Resep Populer
Rekomendasi

50 korban kebakaran rumah di Tambora Jakbar mengungsi

Rahasia singkong: makanan sederhana dengan segudang manfaat

Sekjen ARUN harap dapur MBG bisa jadi pusat pembelajaran gizi seimbang

BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis

Pesawat Smart Air tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Tiom

HIPKA: Ekspor nonmigas tumbuh 8,96 persen tunjukkan minat global naik

Unilever janji tuntaskan buyback Rp2 T dan bagikan dividen 100 persen

Lapas Narkotika Jakarta gagalkan penyelundupan sabu lewat ayam kecap